Senin, 15 Februari 2010

GURU SAATNYA MEMBANGUN KREDIBILITAS DAN MEMPERLUAS AKSESIBILITAS



Sebagai profesi yang bergerak dibidang jasa, guru dituntut untuk terus meningkatkan kualitas diri maupun profesi sehingga guru tidak lagi dipandang sebagai profesi setengah hati atau profesi sampingan oleh pelaku itu sendiri maupun dipandang sebagai profesi rendahan oleh masyarakat.  Selama ini banyak guru yang berteriak menuntut kesejahteraan, namun sering lupa untuk meningkatkan kualitas pribadi dan profesi.  Bahkan fasilitas sertifikasi guru pun berubah menjadi sekedar mendapatkan tambahan penghasilan untuk kosumsi ketimbang mempergunakannya untuk meningkatkan kualitas seperti sekolah, kursus atau sekedar membeli buku yang bisa membuka wawasan.
Kualitas, merupakan salah satu kelemahan yang masih melekat pada profesi guru.  Berbagai keluhan dan kritikan cukup gencar ditujukan oleh masyarakat kepada guru, khususnya dalam memberikan layanan pendidikan terhadap siswa.  Kekerasan berupa fisik dan lisan, kualitas lulusan maupun metode pengajaran yang masih konvensional masih terus menjadi masalah yang sering muncul dalam dunia pendidikan. 
Tanpa mengurangi peran dan usaha pemerintah yang semakin memperlihatkan kepeduliannya terhadap pentingnya dunia pendidikan, namun guru tentunya tidak harus menjadikan hal tersebut sebagai satu-satunya alasan untuk mengembangkan diri.  Sertifikasi guru layaknya tidak hanya dipandang sebagai sarana menampah pundi-pundi uang belanja namun harus dipandang dalam kerangka kewajiban meningkatkan kualitas profesi yang dijalani.
Dua cara yang bisa ditempuh setiap guru dalam rangka meningkatkan kualitas pribadi tersebut,  yaitu membangun kredibilitas dan memperluas aksesibilitas.  Kedua hal tersebut  merupakan hal yang bisa dibangun secara personal sehingga guru tidak lagi tergantung pada institusi maupun Negara untuk meningkatkan kualitas diri dan profesi.  Terbukti banyak guru di daerah yang mampu berprestasi baik tingkat nasional maupun internasional dengan memanfaatkan fasilias yang ada namun mampu melakukan kedua hal diatas.
MEMBANGUN KREDIBILITAS
Profesi’’ menunjuk pada suatu pekerjaan atau jabatan yang menuntut keahlian, tanggung jawab, dan kesetiaan. ‘’Profesional’’ menunjuk pada dua hal, yakni orangnya dan penampilan atau kinerja orang itu dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya.kedua hal tersebut tercakup dalam kata “kredibilitas” bila kemudian profesi dan professional tersebut mendapatkan kepercayaan dan pengakuan dari masyarakat. 
Kredibilitas berhubungan dengan tingkat kepercayaan.  Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap suatu profesi berhubungan dengan tingkat pelayanan maupun kemampuan seseorang dalam menguasai dan melaksanakan tugasnya.  Kredibilitas juga menyangkut tingkat kepercayaan masyarakat pada pelaku profesi yang diterjemahkan melalui kepercayaan masyarakat dengan antusiasmenya memasukkan anaknya ke suatu lembaga pendidikan atau sekolah tertentu.
Tentunya tidak tepat apabila kualitas di sekolah semata dilihat dari fasilitas yang lengkap, gedung yang mewah serta hasil lulusannya semata karena semua itu menjadi tidak lengkap bila tidak diimbangi oleh kemampuan guru dan manajemen dalam mengelola semua hal tersebut.  Begitu pula sebaliknya, guru yang memiliki fasilitas dan sarana terbatas justru mampu melaksanakan kegiatan belajar mengajar dengan baik karena guru memiliki kapabilitas sangat baik sehingga mampu dipercaya masyarakat untuk melaksanakan pendidikan.
Pertama, Kredibilitas guru bisa dibangun oleh guru secara pribadi dengan terus menunjukkan kemampuan dalam menguasai materi yang diasuhnya dan membuka wawasan untuk semua pengetahuan lainnya.  Kalau seorang guru sulit menguasai materi yang tidak diasuhnya secara menyeluruh, namun guru dapat memahami pengetahuan lain sebagai referensi karena pada hakekatnya semua ilmu berkaitan satu sama lain.  Dengan wawasan dan pengetahuan yang luas, guru akan mampu memandang permasalahan dalam suatu teori maupun pengetahuan dari segala aspek.  Hal ini penting untuk menanamkan pendidikan secara holistic sehingga siswa pun memiliki kemampuan untuk memandang ilmu secara menyeluruh dan komprehensif sehingga mereka memiliki kemampuan memanfaatkan ilmu yang diterimanya untuk mengatasi permasalahan dalam kehidupannya sehari-hari.
Kedua, kredibilitas akan tampak pada kemampuan guru dalam merencanakan, melaksanakan dan melakukan evaluasi setiap kegiatan pembelajarannya secara baik.  Salah satu kelemahan bangsa Indonesia, khususnya guru adalah administrasi.  Administrasi yang baik memang tidak menjamin pelaksanaannya juga baik, namun dengan administrasi yang baik setidaknya guru dan stakeholder pendidikan memiliki standar dalam melakukan penilaian dan evaluasi dari pelaksanaan kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan.
Selama ini guru menganggap administrasi sebagai beban profesi ketimbang sebuah sarana membangun kredibilitas.  Padahal dengan administrasi maka setiap orang, termasuk pemerintah dan masyarakat bisa menilai tingkat kemampuan guru dalam me-manage kegiatannya.  Oleh karena itulah maka pemerintah melakukan sertifikasi guru melalui portofolio yang disusun dari awal dan bukan dibuat secara mendadak menjelang sertifikasi.  Sehebat apapun seorang guru dalam mengajar akan sulit mendapatkan pengakuan bila tidak didukung oleh administrasi sebagai bukti otentik bagi penilaian dan evaluas diri dan profesi.
Ketiga, dan yang paling penting adalah rasa dan kesadaran untuk mencintai profesi sepenuh hati.  Integritas moral dan profesi yang dilandasi cinta akan membangun ruh yang menggerakkan seorang guru untuk melaksanakan kegiatan pendidikan secara total dan penuh keikhlasan.  Guru adalah sebuah profesi yang dari sejak awal harus dipahami sebagai profesi yang tidak menjanjikan kelimpahan dari aspek materi, namun lebih didominasi oleh pengabdian terhadap kemanusiaan.  Dengan pemahaman tersebut, maka orang yang memasuki dunia guru sebagai profesi harus berani menanggung segala konsekuensinya baik secara moral maupun materil.  Integritas pada profesi akan mampu membangun kredibilitas guru dan sekolah dimata masyarakat secara bertahap dan mengakar ketimbang kepercayaan yang dilandasi oleh kelengkapan sarana sekolah dan promosi semata

MEMPERLUAS AKSESIBILITAS
Aksesibilitas adalah kemampuan guru dalam memanfaatkan setiap peluang yang ada untuk dijadikan sarana dalam membangun kredibilitas.  Aksesibilitas menjadi sangat penting mengingat dijaman sekarang, kesempatan bagi guru untuk mendapatkan informasi begitu mudah didapat persaingan dalam profesi guru menjadi lebih ketat.
Sampai sekarang, masih banyak guru yang melaksanakan metode pengajarannya sama dengan 10 tahun yang lalu, dengan sarana yang tidak berubah bahkan mengajarkan materi yang tidak berbeda dengan kurikulum sebelumnya.  Hal ini bisa jadi disebabkan karena hasil yang diraih seorang guru atau sekolah tidak bisa nampak secara langsung pada pribadi anak dalam jangka pendek sehingga berbagai inovasi dan kreatifitas guru dianggap tidak penting.  Masih ada guru yang menganggap dengan metode yang lama dan materi yang sama, toh bisa meluluskan siswanya dengan baik sehingga enggan untuk melakukan inovasi dalam kegiatan belajar mengajar.
Salah satu cara memperluas aksesibilitas adalah dengan membangun jejaring antar guru dengan aktif dalam berbagai pertemuan, seminar atau pelatihan yang ada untuk dijadikan sarana komunikasi, silaturahmi maupun membuka akses untuk mengenal dunia pendidikan ditempat lain.  Dengan membuka jalur komunikasi aktif dengan dunia luar, guru sering akan lebih mudah menerima perubahan dibandingkan dengan hanya membaca atau mendengarkannya dari media massa atau buku.  Apalagi bila informasi itu langsung melalui pengamatan dan tukar pengalaman dengan sekolah atau guru yang lebih baik dari aspek pengalaman dan pengetahuannya.
Cara lain adalah dengan memanfaatkan tekhnologi informasi yang menunjang profesi maupun pribadi guru.  Akses informasi yang menunjang profesi misalnya dengan adanya kemudahan akses terhadap dunia maya dengan menjamurnya Warnet, layanan internet melalui telepon genggam maupun sarana sekolah yang seyogyanya “wajib” menyediakan fasilitas tersebut di sekolah.  Hal ini akan mematahkan berbagai alasan dari guru yang mengatakan bahwa kurangnya sarana dan kesempatan yang membuatnya tidak berkembang.  Ditambah dengan semakin banyaknya jasa layanan pendidikan melalui internet yang disediakan oleh berbagai lembaga nasional maupun internasional yang menunjang e-learning secara aktif dan membangun jejering sampai tingkat internasional.
Aksesibilitas juga dapat dibangun oleh guru dan sekolah dengan memanfaatkan potensi dari masyarakat sekitar sekolah untuk menunjang kegiatan pendidikan di sekolah.  Berbagai program pemerintah setempat maupun lembaga yang peduli terhadap pendidikan semakin banyak dan hanya menunggu keaktifan setiap sekolah untuk mau memanfaatkan secara maksimal.  Bahkan potensi dari orang tua siswa pun masih dirasakan kurang dimanfaatkan oleh sekolah dan guru, padahal dengan beragamnya profesi dari orang tua bisa menjadi sumber belajar, sumber dana dan sumber informasi yang bisa menunjang proses pembelajaran maupun kegiatan di sekolah.
Dengan semakin luasnya aksesibilitas guru tersebut, maka masyarakat dengan sendirinya akan mampu menilai tingkat profesionalisme guru dalam mengelola pendidikan dan akhirnya akan berdampak langsung pada tingkat kepercayaan masyarakat kepada institusi sekolah dimana guru tersebut bekerja.  Termasuk didalamnya adalah akses untuk meningkatkan kualitas guru untuk memperoleh pendidikan lanjutan, memperoleh informasi tentang berbagai lomba yang bisa diikuti, ilmu tentang belajar menulis atau sekedar menambah referensi dari materi yang diasuhnya.
Dengan membangun kredibilitas dan memperluas aksesibilitas, guru diharapkan akan mampu terus mengasah diri, meningkatkan profesionalisme dan mendapatkan kepercayaan dari masyarakat sebagai tenaga professional yang diakui dengan penuh.
Semoga!

Bandung, 30 Desember 2009
Imam Wibawa Mukti,S.Pd

Adsense ads


ShoutMix chat widget

Add your FEED icons here