Sabtu, 30 Mei 2009

MENYIKAPI FENOMENA FACEBOOK DENGAN BIJAK

(Pikiran Rakyat, 22 Mei 2009. Forum Guru)

Facebook, sebuah fenomena baru dalam kehidupan masyarakat Indonesia saat ini. Hampir di semua tempat dan kesempatan dapat dipastikan ada orang yang tengah asyik dengan situs terbesar keenam di dunia yang paling banyak dikunjungi saat ini, termasuk di sekolah. Siswa, karyawan dan guru tengah ”keranjingan” demam facebook melebihi ramainya isu flu babi yang melanda Kota Bandung. Ada apa dengan facebook ini sehingga menjadi salah satu bagian dari kegiatan yang dilakukan pelaku pendidikan di sekolah?

Dengan facebook, kita bisa menjalin dan merajut kembali pertemanan yang sedang atau pernah terjadi dalam hidup kita ditambah dengan berbagai aplikasi yang dapat mengekspresikan perasaan kita saat ini, baik berupa photo, video, note bahkan gambar. Dan yang paling menarik adalah saling memberikan komentar sesama teman atau rekan dengan berbagai aplikasi yang tersedia seperti photo, gambar, video atau note. Dengan kelebihannya itulah maka facebook mampu menyita waktu dan kegiatan masyarakat, khususnya pelajar dan guru.

Menyikapinya Dengan Bijak

Menyenangkan dan menghibur ! Namun sering kita menjadi lupa menetapkan prioritas dalam melakukan tindakan. Siswa terjebak rutinitas dalam membuka facebook, iseng memberikan komentar dan akhirnya sulit berhenti walaupun pembelajaran di kelas tengah berlangsung.

Untuk menyikapi hal tersebut, guru dan orang tua harus bijak menyikapinya. Salah satu cara adalah dengan terlibat dalam komunitas mereka untuk mengetahui dunia mereka yang baru sekaligus dengan bijak memasukan nilai dan cara memanfaatkan teknologi untuku kepentingan mereka dalam mencari pengalaman dan pengetahuan melalui fasilitas facebook. Namun yang harus dicermati adalah cara pendekatan yang dilakukan terhadap mereka harus halus tanpa terkesan menasehati dan menggurui.

Misalnya guru dapat menyampaikan informasi yang berhubungan dengan kegiatan belajar mengajar seperti ulangan, tugas atau remidial melalui facebook ini secara teratur. Dengan demikian kita coba mengarahkan rasa keingintahuan mereka kepada hal-hal yang relatif bersifat positif. Dengan demikian siswa tidak akan merasa diarahkan secara represif untuk menghentikan kebiasaannya ”ber-facebook” ria di kelas.

Demikian juga dengan orang tua, misalnya orang tua dapat memasukan alamat facebook anaknya ke dalam komunitas keluarga besar. Dengan demikian mereka dapat bersilaturahmi dengan keluarga secara intensif. Hal ini akan melahirkan kesadaran bahwa mereka adalah bagian dari suatu komunitas lainnya yang lebih luas dari sekedar teman sekolah.

Sebagai proses pengenalan terhadap suatu teknologi, fenomena ini semoga hanyalah trend sesaat dan kemudian menghantarkan mereka untuk mengenal fasilitas teknologi yang lebih bermanfaat bagi proses pembelajaran.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Adsense ads


ShoutMix chat widget

Add your FEED icons here